Langsung ke konten utama

Kota Yogyakarta


Kota Yogyakarta





 

Yogyakarta merupakan kota dan ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta di pulau Jawa, Indonesia. Nama Yogyakarta diambil dari dua kata, yaitu Ayogya dan Ayodhya yang berarti “kedamaian” (atau tanpa perang, a “tidak”, yogya merujuk pada yodya atau yudha yang berarti “perang”), dan Karta yang berarti “baik”. Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu sungai Winogo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung-Semarang-Surabaya-Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 mdpl.
Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut zelfbestuurlandschappern/Daerah Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualam. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualam didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Bowono II) yang bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813.
Menurut UU Nomor 3 tahun 1950 yang dikeluarkan oleh negara bagian Republik Indonesia yang beribu kota di Yogyakarta pada Maret 1950, keistimewaan DIY mengacu pada kestimewaan yang diberikan oleh UU Nomor 22 Tahun 1948 yaitu Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh Presiden dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu pada zaman sebelum Republik Indonesia, dan yang masih menguasai daerahnya, dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran, dan kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu.
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota terbesar keempat di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Kota ini memiliki banyak julukan, yaitu kota pelajar. Disebut kota pelajar karena di Yogyakarta memiliki banyak perguruan tinggi dan hampir 20% penduduk adalah pelajar atau mahasiswa. Banyaknya pelajar dan mahasiswa ini dikarenakan biaya hidup di Yogyakarta sangat terjangkau, kemudian perguruan-perguruan tinggi yang ada di Jogjakarta itu memiliki banyak fasilitas yang memadai, mutunya terjamin dan akreditasi yang baik.
Dengan biaya hidup yang sangat murah juga mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang ada di Yogyakarta. Salah satu destinasi yang paling dan harus dikunjungi saat ke Yogyakarta ialah Malioboro. Di Malioboro itu sendiri terdapat bannyaknya pedagang lokal yang menjual aksesoris atau buah tangan yang unik dan lucu dengan harga yang murah. Selain menjual buah tangan, ada juga pedangan lokal yang menjual bakpia pathok atau bakpia khas jogja. Di Malioboro juga terdapat banyak spot-spot foto unik dan apabila malam hari, suasana di Malioboro semakin menyenangkan karena ditambah penyanyi-penyanyi jalan yang membuat nyaman suasana. Ada juga mall yang terdapat di daerah Malioboro. Maka dari itu, pengunjung di Malioboro setiap harinya tidak akan pernah habis bahkan banyak pengunjung pula yang tidak kedapatan tempat parkir dan kemudian mengharuskan untuk memarkirkan di tempat yang cukup jauh.
Destinasi lain yang berdekatan dengan Malioboro juga terdapat Pasar Beringharjo dan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Di Pasar Beringharjo menjual berbagai macam motif batik dengan kualitas yang sangat baik, menjual berbagai barang antik seperti piring, teko, dan hiasan antik rumah lainnya. Di Pasar Beringharjo juga terdapat beberapa pedagang makanan atau minuman yang enak-enak seperti gado-gado, soto, bakso, dan es dawet. Di Kesultanan Ngayogkyakarta kita bisa berjalan-jalan sembari melihat benda-benda kuno seperti aneka koleksi batik.
Selain destinasi di sekitaran Malioboro, di Yogyakarta juga terdapat banyak pantai, mulai dari Pantai Goa cemara, Pantai Ngalambor, Pantai Glagah Indah, Pantai Jogan, Pantai Baron sampai Pantai Parangtritis yang ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun masyarakat internasional. Di sini, biasanya banyak pengunjung yang senang menikmati pemandangan gulungan ombak dan menikmati sunset. Kemudian ada juga wisata Gunung Merapi, disana pengunjung bisa menyewa Jeep Lava Tour di sekitar Bunker Merapi, mengunjungi Museum Sisa Hartaku, Mengunjungi Stonehenge Merapi. Wisata selanjutnya ialah adanya candi-candi seperti candi Prambanan, candi Borobudur, candi Donotirto, candi Gebang. Pengunjung di candi-candi biasanya berdatangan untuk mengabadikan momen-momen.
Wisata lain yaitu, Kebun Binatang Gembira Loka, Pemakaman Imogiri, Monumen Jogja Kembali, Taman Pintar Yogyakarta, Wisata alam Kaliurang, dan Wisata alam Kaliadem. Maka dari itu, Pariwisata merupakan sektor utama bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyaknya objek, dan daya tarik wisata di Yogyakarta telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mencanegara maupun wisatawan nusantara. Bentuk wisata di Yogyakarta meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, dan berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel dan restoran.
Dari segi kebudayaan Yogyakarta mempunyai beragam potensi budaya, baik fisik maupun non fisik. Potensi budaya yang fisik antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang non fisik seperti gagasan, karya seni, sistem nilai atau norma, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Yogyakarta juga mempunyai 30 museum antara lain, Museum Affandi, Museum Batik Yogyakarta, Museum Wayang Kekayon dan dua di antaranya yaitu Museum Ullen Sentalu, dan Museum Sonobudoyo yang diproyeksikan menjadi museum internasional.
Pada malam hari di jalanan perkampungan Yogyakarta terasa begitu sepi, walaupun jam masih menunjukkan pukul 7 malam. Yang terdengar hanya bunyi jangkrik atau beberapa suara dari penduduk yang sedang bercanda gurau. Namun jika keluar ke jalan raya, jalanan masih sangat ramai bahkan dilalui oleh bus-bus pariwisata atau mobil yang berplat selain AB. Di beberapa tempat juga ada yang membuka pasar malam sebagai tempat-tempat anak kecil bermain. Biaya untuk menaiki wahana-wahana itu juga sangat murah. Selain itu di pinggiran jalan Yogyakarta banyak yang berjualan wedang ronde, wedang uwuh dan makanan sego kucing. Atau misalnya pada pukul 22.00-01.00 banyak pengunjuing rela mengantre demi menikmati gudeg lezat yang berlokasi di Umbulharjo, Yogyakarta. Biasanya jajanan seperti itu diramaikan oleh banyaknya pemuda yang senang berjalan-jalan menikmati malam sambil berkumpul bersama teman-teman. Pada malam hari di Jogjakarta juga, sering diadakan pameran budaya atau pertunjukkan seni yang diadakan sebuah komunitas seni yang ada di Jogjakarta.
Saat jalan-jalan ke Jogjakarta, oleh-oleh yang patut dibawa ialah Bakpia Pathok 88. Bakpia Pathok 88 ini terdapat di jalan Mataram No. 41, Suryatmajan, Kec. Danurejan, Kota Yogyakarta. Dengan varian rasa yaitu keju, coklat dan kacang hijau. Selain bakpia, oleh-oleh lain yang patut dibeli ialah kaos oblong jogja.
Begitulah Yogyakarta, kota yang ramah untuk semua pengunjung mulai dari adat istiadat, nilai dan norma yang berlaku hingga pada harga yang ramah untuk kantong berbagai kalangan.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Cimol Meledak

       Baru-baru ini tren membuat cimol terjadi di berbagai sosial media seperti youtube, tiktok dan instagram. Cimol adalah salah satu cemilan yang digoreng dan terbuat dari tepung aci atau kanji. Teknik dan cara pembuatan cimol pun terus berdatangan dengan berbentuk video maupun ada juga foodblogger yang membagikan tips and trick pada saat membuat cimol.      Ada beberapa orang yang membagikan pengalamannya di twitter, salah satunya berupa cuitan atau video. Pada beberapa cuitan ada yang ngetweet soal meledaknya cimol saat digoreng, ada pula yang mengunggah video menggoreng cimol kemudian meledak hingga membuat minyak panasnya itu tercecer ke permukaan lantai atau dinding dapur.   Dalam membuat cimol, permasalahannya yang sering sekali terjadi ialah meledak saat digoreng.     Pada saat adonan cimol tersebut dimasukkan kedalam minyak panas, cimol tersebut langsung meledak dan membuat takut karena terkena minyak panasnya itu. Ternyata cimol yang meledak saat digoreng itu seharusny

Resep Telur Gulung

    Bahan: ·          Minyak goreng ·          Tusuk sate ·          2 butir telur ·          ½ gelas air ·          ½ sdt merica     ·          ¼   garam ·          ½ sdt kaldu bubuk ·          ½ sdt kaldu bubuk Cara pembuatan: 1.       Masukkan dan panaskan minyak di wajan hingga setengah penuh dan gunakan api sedang. 2.       Campur telur dengan air, garam, kaldu bubuk, dan merica. 3.       Kocok dengan garpu atau whisk hingga berbusa dan menjadi cair seperti air. 4.       Masukkan campuran telur ke dalam botol saus, lalu kocok lagi hingga berbusa. 5.       Tuang dua hingga tiga tetes telur ke dalam minyak panas, lalu gulung dengan tusuk sate sesegera mungkin. Usahakan untuk mengangkat botol saus dalam jarak yang agak tinggi saat menuangnya. 6.       Camilan telur gulung yang gurih pun siap untuk disajikan. Santap bersama saus sambal atau taburan cabai bubuk agar rasanya semakin nikmat.

Kerangka Karangan

 Kerangka Karangan: Tema/Topik: Gejala Sosial Judul: Kriminalitas: Buah dari Kemiskinan Kerangka Karangan: Pembukaan: Konsep: Kemiskinan merupakan salah satu dari banyaknya gejala sosial yang ada ditengah-tengah masyarkat. Kemiskinan itu sendiri adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak. Kemiskinan pula biasanya lahir karena penetapan kebijakan ekonomi pemerintah, pemicu lainnya ialah: pendidikan yang rendah, laju pertumbuhan penduduk, bencana alam, dan lain-lain. Selain itu banyak faktor juga yang mendukung terciptanya kemiskinan, seperti: malas bekerja, keterbatasan sumber daya alam maupun modal, sempitnya lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Dampak dari kemiskinan yang paling begitu terasa ialah: kriminalitas . Kriminalitas itu sendiri sering disebut sebagai buah dari kemiskinan. Pengertian kri