Langsung ke konten utama

Kerangka Karangan


















 Kerangka Karangan:

Tema/Topik: Gejala Sosial
Judul: Kriminalitas: Buah dari Kemiskinan

Kerangka Karangan:

Pembukaan:
Konsep:

Kemiskinan merupakan salah satu dari banyaknya gejala sosial yang ada ditengah-tengah masyarkat. Kemiskinan itu sendiri adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak. Kemiskinan pula biasanya lahir karena penetapan kebijakan ekonomi pemerintah, pemicu lainnya ialah: pendidikan yang rendah, laju pertumbuhan penduduk, bencana alam, dan lain-lain. Selain itu banyak faktor juga yang mendukung terciptanya kemiskinan, seperti: malas bekerja, keterbatasan sumber daya alam maupun modal, sempitnya lapangan pekerjaan, dan lain-lain.

Dampak dari kemiskinan yang paling begitu terasa ialah: kriminalitas. Kriminalitas itu sendiri sering disebut sebagai buah dari kemiskinan. Pengertian kriminalitas sederhananya merupakan segala tindakan atau sesuatu yang dilakukan individu, kelompok, ataupun komunitas yang melanggar hukum atau suatu tindakan kejahatan, sehingga mengganggu keseimbangan atau stabilitas sosial dalam masyarakat. Tindakan kriminalitas, antara lain: perkosaan, penganiayaan berat, pencurian motor.

Isi:

Studi Kasus:

Di Kota Sukabumi, Jawa Barat, sejumlah tersangka pencuri mengaku tak memiliki pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecuali mencuri. Di Polsek Citamiang, Kota Sukabumi, misalnya, sedang menangani kasus pencurian karet mentah yang dilakukan anggota satuan pengamanan (satpam) salah satu pabrik. Di Bandung, kasus pencurian motor pada 2011 menempati peringkat tertinggi dari 10 jenis tindak kriminal yang tercatat di Polresta Bandung.


Dampak:

Dampak dari tindakan kriminalitas itu sendiri terhadap korban, ialah: keamanan terganggu, cacat tubuh serta mental, traumatis, merugikan banyak pihak. Sedangkan dampak untuk pelaku ialah: pidana, dan cibiran sosial.

Pusat (Data/Fakta):

Badan Pusat Statistik (BPS).Data registrasi Polri mencatat bahwa tingkat kejahatan (crime rate) selama periode tahun 2015-2017 mengalami penurunan. Namun pada tahun 2019 dari data Mabes Polri periode 1-15 Mei 2019, tercatat sebanyak 226 kasus curat. Jumlah itu diketahui naik sebanyak 26 kasus jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Argumentasi:

Singkatnya dari berbagai tindak kriminal yang paling mendasari ialah kebutuhan ekonomi seseorang, tuntutan kehidupan untuk menafkahi keluarganya yang kemudian memunculkan ide untuk mencari uang dengan cepat tak peduli apa cara dan efek kedepannya, yang mereka pikirkan hanyalah “uang untuk hidup.”

Penutup:

Solusi:

Diadakannya pelatihan keahlian, fasilitas memadai dan subsidi gratis, penyuluhan sosialisasi.

Pesan:


Masalah kemiskinan yang kemudian berbuah menjadi kriminalitas ini merupakan masalah yang harus diselesaikan bersama, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama agar di terjadi keharmonisan dalam masyarakat tanpa adanya perasaan was-was atau kuatir tentang suatu kondisi yang mengarah pada kriminalitas. 







Kriminalitas: Buah dari Kemiskinan



Kemiskinan merupakan salah satu dari banyaknya gejala sosial yang ada ditengah-tengah masyarakat. Kemiskinan itu sendiri adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak. Kemiskinan pula biasanya lahir karena penetapan kebijakan ekonomi pemerintah, pemicu lainnya ialah: pendidikan yang rendah, laju pertumbuhan penduduk, bencana alam, dan lain-lain. Selain itu banyak faktor juga yang mendukung terciptanya kemiskinan, seperti: malas bekerja, keterbatasan sumber daya alam maupun modal, sempitnya lapangan pekerjaan, dan lain-lain.

Dampak dari kemiskinan yang paling begitu terasa ialah: kriminalitas. Kriminalitas itu sendiri sering disebut sebagai buah dari kemiskinan. Pengertian kriminalitas sederhananya merupakan segala tindakan atau sesuatu yang dilakukan individu, kelompok, ataupun komunitas yang melanggar hukum atau suatu tindakan kejahatan, sehingga mengganggu keseimbangan atau stabilitas sosial dalam masyarakat. Tindakan kriminalitas, antara lain: perkosaan, penganiayaan berat, pencurian motor.

Penyebab kriminalitas ialah: urbanisasi serta industrialisasi, kondisi-kondisi sosial, moral degradasi, mental, tingkat pendidikan, gengsi yang tinggi. Contoh kasus, di Kota Sukabumi, Jawa Barat, sejumlah tersangka pencuri mengaku tak memiliki pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecuali mencuri. Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II Nyomplong, Kota Sukabumi, Arphan, Minggu, sebagian tahanan dan narapidana yang kini menghuni LP adalah residivis kasus pencurian. ”Banyak narapidana yang keluar dan masuk lagi tersangkut kasus pencurian. Mereka mengaku mencuri agar keluarganya bisa makan,” kata Arphan. Selain itu, di Polsek Citamiang, Kota Sukabumi, misalnya, sedang menangani kasus pencurian karet mentah yang dilakukan anggota satuan pengamanan (satpam) salah satu pabrik. Kepala Polsek Citamiang Ajun Komisaris Gatot Satrio Utomo mengungkapkan, empat hari lalu, tersangka SU (35) ditangkap karena mencuri karet mentah bersama lima temannya. ”Motif pencurian itu memang desakan ekonomi. Gaji tersangka di pabrik pengolahan karet tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup keluarga,” katanya.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Widodo Eko Prihastopo mengatakan dari beberapa kasus menonjol sepanjang 2011 ini masih didominasi tindak pidana yang tergolong kategori kejahatan konvensional. Dari beragam bentuk kejahatan, ada 10 jenis kriminalitas menjadi perhatian yakni kasus curanmor, pencurian pemberatan (curat), pencurian kekerasan (curas), penganiayaan berat, pembakaran, penipuan, perkosaan, pembunuhan, uang palsu, dan narkotik. \\\"Kami masih berkutat dengan persoalan C3 yakni curanmor, curat dan curas. Jenis kejahatan 2011 yang paling menonjol ialah curanmor. Pada 2011 sebanyak 1.033 kasus, sedangkan 2010 sebanyak 1.808 kasus,\\\" jelas Widodo saat jumpa pers catatan akhir tahun 2011 di Aula Mapolrestabes Bandung, Jumat

Dampak dari tindakan kriminalitas itu sendiri terhadap korban, ialah: keamanan terganggu, cacat tubuh serta mental, traumatis, merugikan banyak pihak. Sedangkan dampak untuk pelaku ialah: pidana, dan cibiran sosial. Baik dari sisi korban dan pelaku sebenarnya lebih merugikan korban karena si korban bisa menerima lebih banyak dampak dibanding si pelaku dan biasanya saat pelaku melakukan kriminalitas ia sudah menghilangkan paham-paham kemanusiaan yang sebetulnya sudah ia miliki.

Di wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Jaya) pada kuartal pertama, Januari-Maret 2008, terjadi 12.426 kasus kejahatan yang terlapor di kepolisian. Sebagian besar kejahatan, 3.773 kasus, berupa pencurian dengan pemberatan serta kekerasan. Tindak kriminalitas selama empat bulan pertama 2008 di wilayah ini juga kian nekat. Wilayah Polda Metropolitan Jaya mencakup Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Data Polda Metropolitan Jaya menunjukkan, jumlah kasus kejahatan yang terlapor di kepolisian pada tiga bulan pertama 2008 sebenarnya lebih rendah daripada periode sama 2007. Pada Januari-Maret 2006 terjadi 13.860 kasus kejahatan, sedangkan pada Januari-Maret 2007 terjadi 13.933 kasus.

Data berbasis registrasi (administrative based data) yakni data kriminal yang dihimpun oleh Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dan (2) Data berbasis survei (survey based data) yakni data kriminal yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Pendataan Potensi Desa (Podes) yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).Data registrasi Polri mencatat bahwa tingkat kejahatan (crime rate) selama periode tahun 2015-2017 mengalami penurunan. Jumlah orang yang terkena tindak kejahatan setiap 100 ribu penduduk pada tahun 2015 sekitar 140 orang, menjadi 140 orang pada tahun 2016, dan menurun menjadi 129 orang pada tahun 2017.Data Susenas yang menggambarkan persentase penduduk menjadi korban kejahatan di Indonesia selama periode tahun 2016–2017 juga memperlihatkan pola yang mirip. Persentase penduduk korban kejahatan mengalami penurunan dari 1,22 persen pada tahun 2016 menjadi 1,18 persen pada tahun 2017. Berdasarkan data Podes periode tahun 2011-2018 jumlah desa/kelurahan yang menjadi ajang konflik massal cenderung meningkat, dari sekitar 2.500 desa pada tahun 2011 menjadi sekitar 2.800 desa/kelurahan pada tahun 2014, dan kembali meningkat menjadi sekitar 3.100 desa/kelurahan pada tahun 2018.

Berdasarkan survey pada tahun 2015-2018 tingkat kriminal cenderung fluktuasi dengan berbagai tindak kejahatan, namun pada tahun 2019 dari data Mabes Polri periode 1-15 Mei 2019, tercatat sebanyak 226 kasus curat. Jumlah itu diketahui naik sebanyak 26 kasus jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, 15-30 April. Masih dari data Mabes Polri, kasus curanmor tercatat sebanyak 109 kejadian pada periode 1-15 Mei. Jumlah itu mengalami penurunan jika dibanding pada periode 15-30 April di mana tercatat jumlah kasus curanmor sebanyak 134 kasus. Untuk kasus curas, pada periode 1-15 Mei tercatat sebanyak 44 kasus. Jumlah itu mengalami kenaikan jika dibanding pada periode 15-30 April yang tercatat sebanyak 37 kasus.

Singkatnya dari berbagai tindak kriminal yang paling mendasari ialah kebutuhan ekonomi seseorang, tuntutan kehidupan untuk menafkahi keluarganya yang kemudian memunculkan ide untuk mencari uang dengan cepat tak peduli apa cara dan efek kedepannya, yang mereka pikirkan hanyalah “uang untuk hidup.” Kemudian ditambah dengan harga-harga sembako yang makin hari seakan makin mencekik atau istilahnya harga kemarin saja belum bisa terpenuhi, apalagi ditambah dengan harga yang meningkat lebih dari biasanya. Kebanyakan dari mereka ialah masyarakat ekonomi kelas kebawah yang tinggal di bantaran sungai dengan rumah seadanya, terkadang pula sebagian dari mereka sengaja memperkerjakan anaknya untuk berdagang atau mengamen demi membantu kehidupan ekonomi keluarganya.

Dari banyaknya kejadian atau kasus-kasus tersebut solusi yang bisa ditawarkan adalah adanya pelatihan skills atau keahlian tertentu kepada masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah agar keahliannya tersebut bisa ia pakai di berbagai pabrik atau membuka wirausaha sendiri saat keahlian yang mereka punya sudah mumpuni, membuka banyak lapangan pekerjaan, memberi fasilitas yang memadai dan subsidi gratis, dan yang paling penting ialah seringnya dilakukan sosialiasi yang bertujuan mengurangi tindak kejahatan di masyarakat. Dan perlu juga diadakannya sosialiasi agar dalam diri masyarakat tidak ada mental-mental malas bekerja.

Masalah kemiskinan yang kemudian berbuah menjadi kriminalitas ini merupakan masalah yang harus diselesaikan bersama, masyarakat yang bukan hanya sekedar tahu tapi lebih peduli tentang pentingnya pendidikan dan sadar bahwa semua tindakan kriminalitas itu ada punishmentnya di masyarakat. Untuk pemerintah, agar lebih cekatan mengatasi masalah karena jika lambat pencegahannya akan membuat aparat kewalahan dengan kasus yang setiap hari menimbun di kantor polisi, dan dibantu dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang lebih aktif melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang efek melakukan kriminalitas dan membuat pelatihan keahlian untuk masyarakat kecil.



Sumber:
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Cimol Meledak

       Baru-baru ini tren membuat cimol terjadi di berbagai sosial media seperti youtube, tiktok dan instagram. Cimol adalah salah satu cemilan yang digoreng dan terbuat dari tepung aci atau kanji. Teknik dan cara pembuatan cimol pun terus berdatangan dengan berbentuk video maupun ada juga foodblogger yang membagikan tips and trick pada saat membuat cimol.      Ada beberapa orang yang membagikan pengalamannya di twitter, salah satunya berupa cuitan atau video. Pada beberapa cuitan ada yang ngetweet soal meledaknya cimol saat digoreng, ada pula yang mengunggah video menggoreng cimol kemudian meledak hingga membuat minyak panasnya itu tercecer ke permukaan lantai atau dinding dapur.   Dalam membuat cimol, permasalahannya yang sering sekali terjadi ialah meledak saat digoreng.     Pada saat adonan cimol tersebut dimasukkan kedalam minyak panas, cimol tersebut langsung meledak dan membuat takut karena terkena minyak panasnya itu. Ternyata cimol yang meledak saat digoreng itu seharusny

Resep Telur Gulung

    Bahan: ·          Minyak goreng ·          Tusuk sate ·          2 butir telur ·          ½ gelas air ·          ½ sdt merica     ·          ¼   garam ·          ½ sdt kaldu bubuk ·          ½ sdt kaldu bubuk Cara pembuatan: 1.       Masukkan dan panaskan minyak di wajan hingga setengah penuh dan gunakan api sedang. 2.       Campur telur dengan air, garam, kaldu bubuk, dan merica. 3.       Kocok dengan garpu atau whisk hingga berbusa dan menjadi cair seperti air. 4.       Masukkan campuran telur ke dalam botol saus, lalu kocok lagi hingga berbusa. 5.       Tuang dua hingga tiga tetes telur ke dalam minyak panas, lalu gulung dengan tusuk sate sesegera mungkin. Usahakan untuk mengangkat botol saus dalam jarak yang agak tinggi saat menuangnya. 6.       Camilan telur gulung yang gurih pun siap untuk disajikan. Santap bersama saus sambal atau taburan cabai bubuk agar rasanya semakin nikmat.