Langsung ke konten utama

A Moment To Remember


A Moment To Remember




Sutradara: Lee Jae-han (John H. Lee)
Produser: Cha Seung-jae
Penulis: Lee Jae-han, Kim Young-ha
Pemeran: Son Ye-jin, Jung Woo-sung
Musik: Kim Tae-won
Sinematografi: Lee Jun-gyu
Asal Negara: Korea Selatan
Durasi: 144 menit
Bahasa: Korea








Kisah ini dimulai ketika Kim Su-jin pulang ke rumah orang tuanya setelah ia kabur bersama kekasihnya, alasan kepulangan Kim Su-jin pulang ialah saat ia mengetahui ternyata kekasihnya itu telah memiliki istri. Di tengah perjalanannya ketika pulang ke rumah, ia menghampiri family market untuk membeli cola, setelah membayar ia malah kelupaan membawa tas dan barang yang telah ia beli. Ketika kembali ke market tersebut, ia melihat seorang pria sedang membuka cola kemudian mata Kim Su-jin melihat meja kasir yang ternyata telah kosong. Gadis itu pun merebut cola di tangan pria yang belum ia kenali, dan meneguk cola itu sampai habis lantas berjalan kembali. Di tengah perjalanannya Kim Su-jin baru mengingat bahwa tasnya juga lupa tidak terbawa, langkah kakinya kemudian kembali mengarah ke Family Market dan saat ia lihat ada seorang petugas yang memberikan tas dan cola yang ia beli tadi. Seketika Su-jin baru mengerti bahwa cola yang tadi ia ambil dari pria asing tersebut bukan cola yang ia beli. Ketika keluar dari market ia berharap bertemu dengan pria tersebut dan memberikan cola yang ia genggam saat ini, namun sayangnya pria tersebut sudah tidak ada.

Keesokan harinya, Su-jin pergi berjalan-jalan dengan ayahnya. Namun sebelum berjalan-jalan, ayahnya menyempatkan waktu untuk mengecheck project bangunan yang tengah ia garap. Saat ayahnya mengecheck ke bangunan setengah jadi, Su-jin menunggu di dalam mobil. Tidak membutuhkan waktu lama, sampai tiba-tiba seorang pria yang kemarin ia rebut colanya berjalan kaki melewati mobil Su-jin. Selang beberapa menit kemudian, ayah Su-jin datang dan membawa Su-jin untuk berjalan-jalan namun saat gas mobil telah diinjak, Su-jin menoleh ke arah spion yang menunjukkan pria tadi.

Beberapa hari setelahnya, di kantor Su-jin membutuhkan seseorang untuk memperbaiki ruang kantornya, ayah Su-jin yang bekerja sebagai arsitek, merekomendasikan seseorang untuk membantu Su-jin. Ternyata rekomendasi dari ayahnya, ialah pria yang ia rebut colanya. Saat pertama kali bertemu, Su-jin merasa malu takut pria tersebut mengingat kejadian saat di Family Market. Setelah keduanya berkenalan, Su-jin mengetahui nama pria tersebut yaitu Choi Chul-soo. Sempat berkenalan kemudian berbincang-bincang sebentar dan ketika pulang Su-jin hampir di rampok oleh seseorang dengan menggunakan sepeda motornya. Choi Chul-soo yang melihat dari kaca spion mobilnya lantas membuka pintu mobilnya dan tertabraklah perampok itu hingga jatuh dan ketika Choi Chul-soo turun dari mobilnya, perampok itu kabur tanpa membawa tas milik Su-jin. Lantas Choi Chul-soo mengantarkan Su-jin pulang dengan keadaan tanpa pintu mobil karena saat tadi menolong Su-jin bukan saja perampok yang terjatuh namun pintu mobil milik Choi Chul-soo juga rusak hingga menyebabkan terlepas dari mobilnya.

Setelah kejadian itu, Su-jin mulai menyukai Choi Chul-soo. Su-jin sesekali mencari keberadaan Choi Chul-soo dan mencari cara agar bisa bertemu dan berbincang bersama. Dan akhirnya ia berhasil menemukan cara agar bertemu, hingga sampailah ia di tempat kedai di pinggir jalan. Dan pada saat itu juga Choi Chul-soo mengajaknya untuk berpacaran. Keduanya kemudian berpacaran, dan pertama kalinya Su-jin bermain ke rumah Choi Chul-soo sekedar untuk melihat isi dan perkakas-perkakas rumah yang unik khas dengan kayu. Ia juga melihat sebuah ukiran kecil yang berwujudkan perempuan. Dan saat Su-jin menanyakan maksud dari benda itu, Choi Chul-soo malah membuang asal benda tersebut. Saat di rumahnya juga, Choi Chul-soo mengenalkan permainan kartu bernama gifted kepada Su-Jin.

Ketika Su-jin sedang quality time bersama ayahnya, Su-jin senyum-senyum sendiri dan ayahnya aneh melihat tingkah kelakuan putrinya itu kemudian menanyakan bahwa putrinya itu sedang dekat dengan siapa. Namun Su-jin enggan menjawabnya karena masih malu menjawabnya. Lantas ayahnya berbicara pada Su-jin, jika pria yang sedang dekat dengan putrinya itu diundang untuk makan malam bersama.

Setelah kejadian itu pun, Su-jin mengajak Choi Chul-soo untuk makan malam bersama keluarganya, namun ditolak. Su-jin tidak menyerah ia berkali-kali membujuk prianya untuk mau memenuhi permintaanya, namun kali ini Choi Chul-soo menjawab bahwa ia tidak ingin membuat komitmen dengan siapa-siapa. Usai menjawab pertanyaannya, ayah, ibu dan adik Su-jin muncul lantas bergabung di meja yang sama dengan mereka berdua. Suasana menjadi sedikit kikuk, apalagi saat ayah Su-jin menanyakan latar belakang keluarganya dan rumahnya. Saat itu juga, Su-jin izin untuk ke toilet karena ia sedih dan takut jika orang tuanya tidak menyetujui hubungannya. Bukannya pergi ke toilet, Su-jin malah pergi keluar restoran di tengah hujan deras. Tidak lama setelah itu, Su-jin pingsan dan beberapa orang berteriak hingga terdengar sampai ke dalam restoran. Choi Chul-soo yang mendengar lantas lari dan membawa ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Su-jin sadar dan langsung memeluk Choi Chul-soo. Dokter mendiagnosa bahwa Su-jin itu membutuhkan istirahat yang cukup dan memiliki banyak tekanan dan pikiran yang menguras tenaganya. Setelah kejadian itu orang tua Su-jin yang melihatnya lantas langsung mengizinkan putrinya untuk menikah. Pernikahannya pun berjalan dengan lancar. Su-jin pun pindah ke rumah Choi Chul-soo.
Semenjak saat itu karir Choi Chul-soo mulai naik, yang semula menjadi mandor kini mulai di promosikan oleh mertuanya atau ayah Su-jin. Choi Chul-soo juga mengikuti test untuk masuk perguruan pada bidang arstitek, dan dia mendapatkannya. Sementara itu, Su-jin bekerja sebagai desainer baju di sebuah perusahaan.

Kehidupan keluarga Choi Chul-soo dan Su-jin bergitu harmonis namun kadang ada kerikil-kerikil yang menghadang seperti halnya, Choi Chul-soo yang enggan berdamai dengan ibunya karena masa lalu yang masih teringat jelas. Ketika Choi Chul-soo dipukul dan ditelantarkan begitu saja. Namun ketika Choi Chul-soo sudah memiliki jabatan yang cukup tinggi, ibunya datang kemudian meminta uang. Namun ditolak tegas oleh Choi Chul-soo. Namun masalah antara keharmonisan antara Choi Chul-soo dan ibunya dapat diatasi berkat Su-jin.

Keduanya lantas tetap hidup saling menyayangi dan mencintai sampai ketika ada masalah berat yang menimpa Su-jin. Berawal ketika Su-jin sering lupa tentang hal-hal kecil sampai ia lupa arah jalan ia pulang ke rumah. Akhirnya Su-jin memutuskan untuk pergi ke dokter neurologi. Dokter menanyakan hal-hal kecil namun saat itu Su-jin menjadi bingung sendiri bahkan beberapa pertanyaan tidak bisa ia jawab. Dan dokter mengatakan bahwa seminggu lagi ia harus check up untuk ct scan pada otaknya.

Su-jin cemas atas apa yang sedang ia derita, namun untuk menutupi itu ia bersikap seolah tidak ada apa-apa pada Choi Chul-soo. Beberapa kali mereka berdua bermain kartu yang dinamainya gifted. Choi Chul-soo juga mengenalkan seseorang yang membawa dampak besar bagi hidupnya yaitu seorang kakek tua. Su-jin akhirnya berkenalan dengan kakek tua itu.

Hari-hari pun berjalan normal, namun semakin hari, Su-jin merasa ada yang beda pada dirinya. Lantas ia kembali check up ke dokter yang sama. Dan ketika datang, dokternya bertanya kenapa dirinya baru datang sekarang padahal janjinya seminggu lagi. Saat dokternya bertanya ini sudah minggu keberapa sejak pertama kali Su-jin datang, Su-jin menjawab bahwa ini sudah minggu depan. Lagi-lagi Su-jin lupa.

Setelah menjalani ct-scan dan hasilnya keluar, Su-jin ternyata mengidap penyakit langka, alzheimer. Dokter menyarankan jika ia harus berhenti bekerja, karena perlahan-lahan ingatannya akan memudar dan tidak akan bisa lagi melakukan aktivitas seperti menjawab telepon atau berdiskusi.
Su-jin langsung shock dan menangis, sesampai di rumah ia masih merahasiakan penyakitnya.

Namun ia berbicara bahwa ia ingin resign dari kantornya dengan alasan ingin menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, kemudian Choi Chul-soo menyetujuinya. Beberapa hari setelahnya ada sebuah telepon masuk dan si penelepon berbicara mengapa Su-jin begeitu cepat resign dari kantor, telepon itu membuat akhirnya Su-jin untuk keluar rumah dan sesampainya di jalan, ia kebingungan sendiri melihat banyak orang berlalu-lalang. Namun sebelum pergi, Su-jin telah memberikan sebuah bekal untuk Choi Chul-soo saat suaminya hendak berangkat bekerja. Di tengah perjalanan, Su-jin yang kelimpungan sendiri ditolong oleh mantannya sendiri, yaitu Seo Yeong-min. Ketika Seo Yeong-min menghampiri Su-jin, Su-jin langsung senang seperti bertemu dengan teman lama. Bahkan di otak Su-jin masih merasa bahwa dirinya masih berpacaran dengan Seo Yeong-min.

Di lain tempat, saat Choi Chul-soo membuka bekal dari istrinya ternyata kedua rantang itu berisi nasi dan nasi, bukannya nasi dan lauk. Dari situ, Choi Chul-soo mulai curiga, seperti ada yang salah pada istrinya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke dokter yang menangani istrinya. Sesampai disana, dokter menceritakan bahwa pnyakit yang dialami Su-jin itu alzheimer, sebuah penyakit dimana ingatan-ingatan akan menghilang dengan sendirinya. Choi Chul-soo menangis kala mendengar ucapan dokter, ia langsung segera menelpon istrinya namun tidak ada jawabannya. Di tengah perjalanan, saat melihat Su-jin dan Seo Yeong-min, Choi Chul-soo langsung menghajar Seo Yeong-min dan membawa Su-jin pulang.

Saat di rumahnya, Choi Chul-soo menulis beberapa informasi di kertas catatan dan ditempel di seisi rumah agar Su-jin mengingatnya. Ia juga menempel beberapa foto bersama Su-jin. Hari-hari kemudian berjalan sudah tidak seperti biasanya, Su-jin kadang kala mengingat semua memori bersama Choi Chul-soo atau bahkan Su-jin malah mengingat semua kenangannya bersama Seo Yeong-min.

Suatu hari ketika Su-jin mengingat semuanya dan mengingat hari ulang tahun ibu Choi Chul-soo ia merencanakan sebuah pesta dengan memasaknya sendiri, saat Choi Chul-soo sudah berangkat bekerja. Seo Yeong-min datang dan menanyakan kepada Su-jin bahwa apakah sedang menyiapkan pesta, namun Su-jin tidak mengingatnya dan menjawab tidak. Su-jin lantas berbicara mulai ngawur, seolah-olah hubungan Seo Yeong-min dan Su-jin belum berakhir. Ketika itu juga, Choi Chul-soo pulang dari kantor dan melihat tindakan Seo Yeong-min yang seperti geregetan karena ia bingung apa yang telah diucapkan oleh Su-jin. Choi Chul-soo langsung menghajar tak ada ampun hingga membawanya keluar rumah namun tetap masih dihajar. Sampai ketika semua keluarga dari Su-jin dan Choi Chul-soo datang melihat tindakan yang diakukan suami Su-jin ini.

Keluarga Su-jin yang akhirnya mengetahui penyakit yang diderita puterinya ini menyarankan agar Su-jin biar dirawat sama keluarganya. Namun Choi Chul-soo menolaknya. Selepas kejadian tersebut, tak jarang Su-jin menyebutkan nama Seo Yeong-min pada Choi Chul-soo dan mengatakan bahwa Su-jin mencintai Seo Yeong-min. Namun Choi Chul-soo hanya bisa mengerti sembari menangis diam-diam. Saat Choi Chul-soo bekerja, Su-jin yang melihat foto-foto yang di pajang Choi Chul-soo langsung menangis atas apa yang telah ia lakukan pada Choi Chul-soo dan saat ia masih mengingat semuanya, Su-jin langsung menuliskan surat kepada Choi Chul-soo lantas pergi dari rumahnya. Sepulang bekerja, Choi Chul-soo membaca surat dari istrinya kemudian menangis dan segera langsung pergi ke rumah orang tua Su-jin.

Saat di rumah orang tua Su-jin, bapaknya langsung memberi surat pernyataan cerai dari Su-jin. Namun Choi Chul-soo merobek kertas itu. Semenjak kejadian itu, hari-hari Choi Chul-soo menjadi hambar ia lebih sering melamun dan menangis mengingat istrinya. Hingga akhirnya ia pergi ke suatu tempat yang jaraknya lumayan jauh untuk mengunjungi Su-jin. Sesampai disana Su-jin sudah sama sekali tidak mengenali Choi Chul-soo itulah yang lantas membuat suami Su-jin langsung menangis. Choi Chul-soo kemudian berinisiatif untuk mengajak Su-jin berjalan-jalan ke luar dan kesempatan itu Choi Chul-soo gunakan untuk me-reka adegan ulang saat pertemuan Su-jin dan Choi Chul-soo pertama kali di Family Market. Namun sayangnya Su-jin tidak mengingatnya dan malah berkata, “Apa ini surga?” Choi Chul-soo lantas hanya menjawabnya dengan senyuman tulusnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fenomena Cimol Meledak

       Baru-baru ini tren membuat cimol terjadi di berbagai sosial media seperti youtube, tiktok dan instagram. Cimol adalah salah satu cemilan yang digoreng dan terbuat dari tepung aci atau kanji. Teknik dan cara pembuatan cimol pun terus berdatangan dengan berbentuk video maupun ada juga foodblogger yang membagikan tips and trick pada saat membuat cimol.      Ada beberapa orang yang membagikan pengalamannya di twitter, salah satunya berupa cuitan atau video. Pada beberapa cuitan ada yang ngetweet soal meledaknya cimol saat digoreng, ada pula yang mengunggah video menggoreng cimol kemudian meledak hingga membuat minyak panasnya itu tercecer ke permukaan lantai atau dinding dapur.   Dalam membuat cimol, permasalahannya yang sering sekali terjadi ialah meledak saat digoreng.     Pada saat adonan cimol tersebut dimasukkan kedalam minyak panas, cimol tersebut langsung meledak dan membuat takut karena terkena minyak panasnya itu. Ternyata cimol yang meledak saat digoreng itu seharusny

Resep Telur Gulung

    Bahan: ·          Minyak goreng ·          Tusuk sate ·          2 butir telur ·          ½ gelas air ·          ½ sdt merica     ·          ¼   garam ·          ½ sdt kaldu bubuk ·          ½ sdt kaldu bubuk Cara pembuatan: 1.       Masukkan dan panaskan minyak di wajan hingga setengah penuh dan gunakan api sedang. 2.       Campur telur dengan air, garam, kaldu bubuk, dan merica. 3.       Kocok dengan garpu atau whisk hingga berbusa dan menjadi cair seperti air. 4.       Masukkan campuran telur ke dalam botol saus, lalu kocok lagi hingga berbusa. 5.       Tuang dua hingga tiga tetes telur ke dalam minyak panas, lalu gulung dengan tusuk sate sesegera mungkin. Usahakan untuk mengangkat botol saus dalam jarak yang agak tinggi saat menuangnya. 6.       Camilan telur gulung yang gurih pun siap untuk disajikan. Santap bersama saus sambal atau taburan cabai bubuk agar rasanya semakin nikmat.

Kerangka Karangan

 Kerangka Karangan: Tema/Topik: Gejala Sosial Judul: Kriminalitas: Buah dari Kemiskinan Kerangka Karangan: Pembukaan: Konsep: Kemiskinan merupakan salah satu dari banyaknya gejala sosial yang ada ditengah-tengah masyarkat. Kemiskinan itu sendiri adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak. Kemiskinan pula biasanya lahir karena penetapan kebijakan ekonomi pemerintah, pemicu lainnya ialah: pendidikan yang rendah, laju pertumbuhan penduduk, bencana alam, dan lain-lain. Selain itu banyak faktor juga yang mendukung terciptanya kemiskinan, seperti: malas bekerja, keterbatasan sumber daya alam maupun modal, sempitnya lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Dampak dari kemiskinan yang paling begitu terasa ialah: kriminalitas . Kriminalitas itu sendiri sering disebut sebagai buah dari kemiskinan. Pengertian kri